Sulang – Masih tingginya angka kemiskinan di Jawa Tengah membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng terus bekerja keras mencari solusi penanganan. Salah satunya dengan melaksanakan program Desa Dampingan (Desdam), terhadap desa yang masuk kategori miskin ekstrem.
Melalui Koordinator Wilayah (Korwil) Pati, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Tengah secara resmi melakukan pendampingan terhadap Desa Glebeg Kecamatan Sulang, yang menyandang status desa miskin ekstrem di Kabupaten Rembang.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinsos Jateng, Isriadi Widodo mengatakan dilaksanakannya desa dampingan di Desa Glebeg karena adanya Surat Edaran Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jateng, yang menginstruksikan 1 organisasi perangkat daerah (OPD) mempunyai 1 desa dampingan dalam rangka intervensi penanganan kemiskinan.
“Mengingat Provinsi Jawa Tengah masih kategori Provinsi Miskin. Sehingga mencoba mencari solusi bagaimana untuk bisa mengurangi angka kemiskinan,” katanya.
Isriyadi menambahkan, bentuk dampingan yang dilakukan antara lain dengan melakukan asesmen baik permasalahan kebutuhan, hambatan yang dialami individu maupun komunitas.
“Kebutuhan masyarakat itu apa? Seperti rumah tidak layak huni, jamban tidak punya, sambungan listrik, kemudian usaha ekonomi produktif,” bebernya.
Meski berdasarkan surat edaran hanya diinstruksikan untuk menggandeng 1 desa, namun pada prakteknya Dinsos Jateng melakukan pendampingan di 6 desa lain di Jawa Tengah.
“Selain Desa Glebeg, kita juga melakukan pendampingan di Desa Pesodongan dan Kaliwiro di Wonosobo, Desa Gambuhan dan Kutowinangun di Pemalang, Desa Kalisalak dan Kebasen di Banyumas, Desa Kepuhsari dan Manyaran di Wonogiri serta Desa Dimoro dan Toroh di Grobogan,” pungkasnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Kepala Desa Glebeg, Rupadi mengungkapkan Desa Glebeg bisa dibilang berbeda dengan desa lainnya di Kabupaten Rembang. Pasalnya, hingga saat ini belum banyak potensi desa yang bisa diandalkan.
“Di desa kami potensinya tidak banyak. Salah satu yang bisa dipamerkan adalah UMKM. Saya berharap Dinsos bisa membantu mengembangkan potensi desa kami, sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan ,” ungkapnya.
Dalam pembukaan kegiatan desa dampingan yang berlangsung di Balai Desa Glebeg Kecamatan Sulang Selasa (18 Februari 2025) pagi itu, dilakukan pula penyerahan bantuan kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) senilai Rp 20 juta, bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) senilai Rp 2 juta dan bantuan alat tulis sekolah kepada 15 anak. (Wahyu Adi).
Sulang – Masih tingginya angka kemiskinan di Jawa Tengah membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng terus bekerja keras mencari solusi penanganan. Salah satunya dengan melaksanakan program Desa Dampingan (Desdam), terhadap desa yang masuk kategori miskin ekstrem.
Melalui Koordinator Wilayah (Korwil) Pati, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Tengah secara resmi melakukan pendampingan terhadap Desa Glebeg Kecamatan Sulang, yang menyandang status desa miskin ekstrem di Kabupaten Rembang.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinsos Jateng, Isriadi Widodo mengatakan dilaksanakannya desa dampingan di Desa Glebeg karena adanya Surat Edaran Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jateng, yang menginstruksikan 1 organisasi perangkat daerah (OPD) mempunyai 1 desa dampingan dalam rangka intervensi penanganan kemiskinan.
“Mengingat Provinsi Jawa Tengah masih kategori Provinsi Miskin. Sehingga mencoba mencari solusi bagaimana untuk bisa mengurangi angka kemiskinan,” katanya.
Isriyadi menambahkan, bentuk dampingan yang dilakukan antara lain dengan melakukan asesmen baik permasalahan kebutuhan, hambatan yang dialami individu maupun komunitas.
“Kebutuhan masyarakat itu apa? Seperti rumah tidak layak huni, jamban tidak punya, sambungan listrik, kemudian usaha ekonomi produktif,” bebernya.
Meski berdasarkan surat edaran hanya diinstruksikan untuk menggandeng 1 desa, namun pada prakteknya Dinsos Jateng melakukan pendampingan di 6 desa lain di Jawa Tengah.
“Selain Desa Glebeg, kita juga melakukan pendampingan di Desa Pesodongan dan Kaliwiro di Wonosobo, Desa Gambuhan dan Kutowinangun di Pemalang, Desa Kalisalak dan Kebasen di Banyumas, Desa Kepuhsari dan Manyaran di Wonogiri serta Desa Dimoro dan Toroh di Grobogan,” pungkasnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Kepala Desa Glebeg, Rupadi mengungkapkan Desa Glebeg bisa dibilang berbeda dengan desa lainnya di Kabupaten Rembang. Pasalnya, hingga saat ini belum banyak potensi desa yang bisa diandalkan.
“Di desa kami potensinya tidak banyak. Salah satu yang bisa dipamerkan adalah UMKM. Saya berharap Dinsos bisa membantu mengembangkan potensi desa kami, sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan ,” ungkapnya.
Dalam pembukaan kegiatan desa dampingan yang berlangsung di Balai Desa Glebeg Kecamatan Sulang Selasa (18 Februari 2025) pagi itu, dilakukan pula penyerahan bantuan kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) senilai Rp 20 juta, bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) senilai Rp 2 juta dan bantuan alat tulis sekolah kepada 15 anak. (Wahyu Adi).
Sumber : https://r2brembang.com/2025/02/18/masuk-daftar-miskin-ekstrem-desa-glebeg-mendapat-pendampingan-dari-dinsos-jateng/https://r2brembang.com/2025/02/18/masuk-daftar-miskin-ekstrem-desa-glebeg-mendapat-pendampingan-dari-dinsos-jateng/